Agaknya rasa itu akan menuliskan lanjutannya, mungkin akan menyebutkan yang ditunggu-tunggu akan penderitaan ibunya, akan tetapi menyebutkan kehadiran yang lebih lagi. dan yang ditunggu-tunggu adalah kehadiran setiap saat ibunya, akan tetapi rasa untuk menunggu itu hanya merupakan coretan dari atas ke bawah, agaknya pada saat itu rasa sakit itu akan menular dan datang menyerang ibunya.
Wulan, anakku berlutut. Tak dapat ditahan lagi beberapa tetes air mata membasahi pipinya. Baru sekarang dia dapat menangis, biarpun hanya beberapa tetes air mata. Dia telah banyak memikirkan akan perjuangan dan ketulusan kasih seorang ibu.
ibunya hidup menderita tekanan batin. Pantas saja ibunya menanggung yang tak pernah terbalas itu, dan tak pernah dapat melupakan kasihnya kepada aku anaknya. Salahkah sikap ibunya itu? Tidak, tidak! Kehidupan ibunya telah banyak menderita oleh peristiwa itu dan ibunya hanya dapat bertahan hidup untuk mengasuh aku terlebih jika aku sakit seperti sekarang ini.
“Ibu.... ahhh, Ibu, ampunkan anakmu.... ini!” Aku meratap dan merasa menyesal sekali, yang teringat akan kasih ibuku yang tulus, akan penderitaannya, yang mana sejak masih bayi aku tetap dalam dekapannya dan tak pernah terpisahkan dalam setiap langkah hidupnya!. TENGKAYU MOM?
Ketika aku tiba dekat jalan yang menuju ke mulut tebing, rasa ketir ini justru merasa ngeri karena mengira bahwa tentu anaknya ini akan melihat sebuah drama kehidupan dari sebuah balas budi yang tiada berkesudahan. Akan tetapi, betapa heran hatiku ketika melihat tempat itu sudah bersih, tidak nampak sebuah cela dari seorang manusia dan sebagai gantinya, di situ terdapat gundukan cinta iklas-seiklas-iklasnya yang teramat besar. Merupakan sebuah cinta!
Agaknya, semua cinta itu dikubur menjadi satu di dalam hatinya. Siapa yang mengubur? Tempat itu jauh dari kehidupan ketar-ketir yang menggangu
3 komentar:
wulan dah cembuh kan..?
Makaciiii y Bun....Wulan dah cembuh n tmbah cantik,tp maemnya blm bisa banyak Bun...:)
baguslah klo dah sembuh.titip salam utk wulan yap
Posting Komentar